Berdasarkan laporan dari TGG, sejak dari Januari tahun ini pemerintah Korea Selatan telah mengeluarkan beberapa video anti-video game yang mengajak para pemuda di negara tersebut untuk meninggalkan permainan digital ini.
Padahal, industri dan komunitas video game di Korea Selatan, terutama e-sport, merupakan salah satu yang terbesar di Asia, bahkan dunia.
Berbagai jenis e-sport seperti DOTA 2, League of Legends, CS:GO, Starcraft 2, dan lain sebagainya memiliki pemain-pemain andal yang berasal dari Korea Selatan.
Korea Selatan juga memiliki banyak developer dan penerbit game yang memiliki pasar global, sebut saja NCSOFT, Gamevil, Com2Us, Netmarble, Naver (LINE), dan lain sebagainya.
Walaupun memiliki industri yang lebih matang dan prestasi yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, ternyata pemerintah Korea Selatan merasa perlu “memerangi” penyebaran video game di negaranya.
Yuk Lihat Video yang Dirilis Pemerintah Korea Selatan Berikut
You’re seeing another Korean anti-video game public service announcement.
It says “Only Losers Play Video Game”. pic.twitter.com/7Eyn8FaYKJ— NotYourAverageGook (@gookanon) May 10, 2016
Tonight we review the South Korean gov’s official anti-video game campaign public service announcement. Thank you. pic.twitter.com/FjXkXrpS77
— NotYourAverageGook (@gookanon) May 10, 2016
Di salah satu video di atas bahkan dikatakan bahwa “Only Losers Play Video Game” yang artinya adalah “Hanya Para Pecundanglah yang Bermain Video Game”.
Pemerintah Korea Selatan memang sejak beberapa tahun yang lalu memiliki rencana untuk membatasi kegiatan bermain game di masyarakat mereka.
Hal ini sudah terjadi sejak tahun 2011 di mana parlemen Korea Selatan membuat larangan kepada anak di bawah 16 tahun untuk bermain game dari tengah malam hingga matahari terbit.
Di tahun 2013, timbul pula rencana untuk menyamakan video game dengan produk-produk seperti alkohol dan judi. Wahh, gawat.
Bagaimana menurut kamu sikap pemerintah korea selatan ini?